Makalah Pengetahuan Bahan
Perspektif Sejarah
Material
Disusun oleh:
YANDA PUTRI AULIA 1305106010001
MAULIZA QARLINA 1305106010014
VIA AZELIA 1305106010043
FILZAH AZZUHRA 1305106010065
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan
nikmat ilmu kepada saya sehingga dapat menyelesaikan “Makalah Spesifikasi Sejarah Pengetahuan Bahan”
pada mata kuliah Pengetahuan Bahan.
Tujuan penyusunan makalah Spesifikasi Sejarah
Pengetahuan Bahan ini adalah
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti mata kuliah Pengantar
Teknologi Pertanian.
Kami selaku penyusun makalah ini berterima kasih kepada bapak Bambang
Sukarno Putra, S.TP,M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah ini dan seluruh rekan-rekan
prodi teknik pertanian yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,
khususnya kepada angkatan 2013.
Kami menyadari bahwa penyusunan, isi dan pembahasan makalah ini
masih banyak kekurangan, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, saya
terima dengan hati terbuka. Semoga makalah ini ada manfaatnya bagi kita semua
dimasa kini maupun dimasa depan.
Darussalam,
Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I
A.
Latar Balakang......................................................................................... 1
B.
Sudut Pandang
Sejarah Material............................................................. 2
BAB II
A.
Sejarah
Material....................................................................................... 3
B.
Evolusi
Material Ketenikan..................................................................... 4
C.
Klasifikasi
Material.................................................................................. 6
D.
Kebutuhan
Bahan-Bahan Moderen......................................................... 10
BAB III
Kesimpulan.............................................................................................. 11
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada awalnya orang hanya mempunyai akses yang terbatas dari sebuah
material yang sudah ada secara alami, seperti batu, kayu, tanah liat, kuli, dan
lain-lain. Seriring berjalannya waktu, mereka menemukan teknik untuk merekayasa
material agar mempunyai sifat yang berkualitas. Dari banyaknya perkembangan
teknologi telah membuat kita sangat akrab dan cocok dengan berbagai material.
Contohnya mobil tidak akan mungkin ada tanpa tersedianya baja yang murah.
Karena harga baja sewaktu belum adanya rekayasa material sangat mahal.
Dan
saat ini sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang ada di sekitar dihasilkan
dari material dan kita tergantung pada dan dibatasi oleh material. Revolusi
material dimulai dari abad Batu, tembaga, perunggu, besi dan komposit adalah
bukti pentingnya material. Kemajuan pengembangan material adalah kunci
pertumbuhan teknologi dan kemakmuran ekonomi. Pada dasarnya pengetahuan dan
rekayasa material berkembang selama 25 – 40 tahun terakhir ini. Proses-proses material
baru memungkinkan teknologi baru lainnya dapat dikomersialkan dengan sukses.
B.
Sudut Pandang
Sejarah Material
Material
sejak dahulu sudah menjadi bagian integral dari kebudayaan dan peradaban
manusia; sebagai contoh, kita menamai beberapa periode di masa lampau sebagai
Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Teknologi-teknlogi mutakhir masa
kini sangat bergantung pada material canggih—semuanya memanfaatkan perangkat,
produk , dan sistem yang terbuat dari material.
Setiap bagian dari kehidupan kita tidak terlepas dari peranan material seperti transportasi, bangunan, pakaian, komunikasi, hiburan, dan produk makanan. Berkat penyempurnaan-penyempurnaan material yang dilakukan oleh para ilmuan dan ahli teknologi selama ini, orang dapat membuat produk yang lebih baik. Menurut sejarah, kemajuan dan perkembangan dari kehidupan manusia berkaitan dengan kemampuan untuk membuat dan merekayasa material untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Setiap bagian dari kehidupan kita tidak terlepas dari peranan material seperti transportasi, bangunan, pakaian, komunikasi, hiburan, dan produk makanan. Berkat penyempurnaan-penyempurnaan material yang dilakukan oleh para ilmuan dan ahli teknologi selama ini, orang dapat membuat produk yang lebih baik. Menurut sejarah, kemajuan dan perkembangan dari kehidupan manusia berkaitan dengan kemampuan untuk membuat dan merekayasa material untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia
pertama yang berada di bumi hanya mengenal sedikit jenis material, yaitu
material yang secara alami berada di alam seperti batu, kayu, kulit dan
sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai melakukan beberapa
teknik untuk memproduksi suatu material yang memiliki sifat lebih unggul
dibandingkan dengan material yang berada di alam. Material baru ini meliputi
tembikar dan logam. Lebih dari itu, sifat dari suatu material dapat diubah
dengan memberikan perlakuan panas dan dengan memberikan subtansi lain.
Pemanfaatan suatu material disesuaikan dengan sifat-sifat yang ada pada
material tersebut melalui proses seleksi. Sampai saat sekarang ini sudah banyak
sekali material rekayasa yang telah dibuat dan semuanya itu dapat dikategorikan
menjadi logam, plastik, gelass, dan serat.
Kemajuan
dalam memahami berbagai jenis material merupakan suatu pratanda dari kemajuan
dalam bidang teknologi. Sebagai contoh adalah pemanfaatan bahan silicon,
material ini menumbuhkan industri bernilai triliunan dollar. Material ini juga
membantu komunikasi di semua bidang, dari alat Bantu –dengan hingga telemetri
ruang angkasa. Keseharian kita diubah akibat adanya hiburan di rumah kita
seperti kaset video, dan dengan munculnya computer yang kini terjangkau oleh
perorangan. Perubahan meliputi berbagai hal , bukan masalah teknis semata.
Sebagai contoh lain, automobile tidak akan terwujud jika tidak adanyabaja atau
bahan lainnya.
BAB II
ISI
A.
Sejarah
Material
Proses
metalurgi dimulai sejak 6000 tahun Sebelum Masehi, saat ini telah diketahui 86
logam dan hanya 24 jenis ditemukan selama abad 19. Logam awal ditemukan adalah
Emas (6000 SM) dan tembaga (4200 SM). Tujuh logam purbakala adalah : Emas (6000
SM), Tembaga (4200 SM), Perak (4000 SM), Timbal (3500 SM), Timah (1750 SM),
Peleburan Besi (1500 SM) dan Air Raksa (750 SM). Kecuali besi dan tembaga
(dipadu dengan timah) yang bukan logam konstruksi adalah emas dan perak yang
biasanya dipergunakan sebagai alat makan-minum, perhiasan dan ornamen. Hampir
semua logam terkandung di lapisan bumi, manusia pertamakali belajar memproses
biji mengggunakan sulfida atau oksida logammelalui proses reduksi dan oksidasi
pada temperatur yang bertingkat. Pertama kali ditemukan tidak sengaja akibat
biji logam jatuh kedalam api unggun. Tembaga ditemukan secara natural di suatu
tempat di Siprus, dan ditempa menjadi artefak. Tetapi selalu rapuh hingga
akhirnya ditemukan dengan cara meng-anilnya dalam api unggun. Antara tahun 5000
SM lembaran tembaga dibuat dengan cara dipukul. Artefak tembaga lebur dari
tahun 3600 SM ditemukan di lembah sungai Nil.
Peleburan
dilakukan dari malasit (CuCO3 dan Cu(OH)2 ) melalui kalsining dan pengeringan,
dan dari biji cuprit (oksida) dengan karbon sebagai zat pereduksi. Timbal
ditemukan sebagai galena –sulfida timbal – seperti metalik. Galena mudah
direduksi dalam api. Timbal banyak dipergunakan sebagai kotak dan pipa. Melalui
peleburan bijih timah dengan tembaga maka tembaga diproduksi lebih kuat dan
mudah dicetak (perunggu). Besi natural terdapat dalam meteorites, dengan
kandungan nikel 6-8%. Hematite (oxida) dipergunakan bersama-sama untuk melebur
besi, dengan karbon sebagai bahan pereduksi. Peleburan menggunakan biji, arang
dan batu kapur seperti sekarang ini pada dapur tinggi. Bijih besi dihasilkan
mengandung 3-4 % karbon dan 1-2% Si., bercampur dengan terak. Mudah ditempa
saat panas. Besi sangat baik untuk ditempa, besi kasar (wrought iron)
dipangggang dalam udara atau dihembus untuk membuang karbon. Produk menjadi
besi ulet dan sedikit bercampur terak. Melalui tempa (750 M), terak dapat
dikurangi. Lapisanlapisan materiaal dimana ditempa dan disatukan menghasilkan
pedang dari damaskus dan Toledo. Senjata dari Besi sebagai peralatan perang
seperti halnya alat bertani.
B.
Evolusi
Material Ketenikan
Evolusi
kemajuan material salah satu ukuran kemajuan adalah kekuatan-kerasio kerapatan-
disebut kekuatan spesifik s = Kekuatan/Strength ( lbs./in2 , N/m2 ), r =
Kerapatan/Density ( lbs./in3 , kg/m3 ), s/r = Strength/Density (dalam, N m/Mg)
Kemajuan suatu material diukur
dengan kempuan dalam operasi temperature dan kontruksi
GAMBAR 1.1 Kurva naik ke
atas yang menunjukkan suhu ketika mesin beroperasi, selama abad ini hanya bisa dilakukan oleh
material modern.
Mesin
kalor yang beroperasi pada temperatur tinggi berarti menghasilkan efisiensi
yang tinggi. Dengan demikian diperlukan material yang memiliki kekuatan baik
dan tahan korosi akibat oksidasi pada temperatur tinggi. Gambar 1.1 menunjukkan
kenaikan temperatur 100 C untuk mesin uap dan 1200 C untuk turbojet memerlukan
sudu-sudu dari logam paduan super. (metal superalloy). Suhu keramik dan rotor
sedang diteliti untuk turbin guna mobil penumpang umum kira kira mencapai
1370C. Dapat mengurangi konsumsi energi dan mengurangi gas rumah kaca (CO2 ).
Sebelum pertengahan 1930-an, hanya
material magnet permanen diperoleh dari material ferro-magnetik [baja spesial
dan ferritik] Pengembangan paduan Al, Ni,Co dalam kurun 1940’an dan 1950’an
menghasilkan kenaikan yang signifikan dalam penyimpanan energi magnetik atau
kekuatan ( BH max) Dalam tahun 1960’an loncatan besar dalam BH max menjadikan
pengembangan seperti paduan cobalt, khususnya samarium- paduan cobalt 30 kali
lebih baik dibanding paduan ferromagnetik. Dalam tahun 1980an, terjadi
kulminasi pengembangan magnet NdFeB yang memiliki kekuatan 100 kali
ferro-magnet. Magnet kekuatan tinggi mereduksi berat motor listrik seperti
mototr listrik untuk kendaraan, tape, sound system, CD dan hard Disk. Walkman
dibuat akibat adanya magnet yang memiliki performa tinggi.
Superkonduktor pada dasarnya adalah
suatu bahan yang mempunyai hambatan sama dengan nol ditemukan pada tahun 1911.
Terjadinya hanya dibawah temperatur kritis (Tc). Pada tahun 1970an, Tc mencapai
23 oK dibawah temperature nol absolud (273 oK) atau -250 oC , ini tidak praktis
dipergunakan pada berbagai terapan. Keadaan ini temperaturnya tidak praktis
dipergunakan.Kemudian awal 1986, ilmuwan bekerja dengan menggunakan material
baru –seperti oksida keramik ditemukan pada temperatur tinggi Tc sekitar 39 oK and
akhirnya mencapai rekor 125oK Dengan penemuan ini, material dapat dipergunakan
pada temperatur kamar.
C.
Klasifikasi
Material
Pada
hakekatnya, semua sifat penting material dibagi kedalam 6 (enam) kategori,
yaitu Mesin, Listrik, Panas, Magnet, Optik, dan Korosi. Dari setiap kategori
tersebut mempunyai karakteristik tipe yang berbeda-beda.
Mesin
: Sifat mesin berhubungan dengan perubahan gaya dan beban.
Listrik
: Sifat listrik seperti konduksi dan dielektrin konstan.
Panas
: Sifat panas dapat menggambarkan kapasitas panas dan konduktivitas. Magnet : Sifat magnet membuktikan adanya
reaksi dari material di medan magnet.
Optik
: Sifat optik adalah rangsangan dari elektromagnetik dan radiasi cahaya.
Korosi
: Menunjukan karakteristik suatu reaksi kimia pada material.
Secara garis besar material teknik dapat
diklasifikasikan menjadi :
- Material logam
- Material non logam
Berdasarkan pada komposisi kimia, logam dan
paduannya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
- Logam besi / ferrous
- Logam non besi / non
ferrous
Logam-logam besi merupakan logam dan paduan
yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya. Logam-logam non besi
merupakan meterial yang mengandung sedikit atau sama sekali tanpa besi. Dalam
dunia teknik mesin, logam (terutama logam besi / baja) merupakan material yang
paling banyak dipakai, tetapi material-material lain juga tidak dapat
diabaikan. Material non logam sering digunakan karena meterial tersebut
mempunyai sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh material logam.
Material non logam dapat dibedakan menjadi
beberapa golongan, yaitu:
1. Keramik
Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa
(compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan
satu atau lebih unsur-unsur non logam. material jenis keramik semakin banyak
digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat potong, batu tahan api, kaca, dan
lain-lain, bahkan teknologi roket dan penerbangan luar angkasa sangat
memerlukan keramik.
- Plastik (polimer)
Plastik (polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan rantai
molekul yang sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling mengikat.
Pemakaian plastik juga sangat luas, mulai peralatan rumah tangga, interior
mobil, kabinet radio/televisi, sampai konstruksi mesin.
- Komposit
Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih,
yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya.
Komposit selain dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara
alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam
matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam konstruksi pesawat
terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik.
Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan
kemampuan suatu material / komponen untuk menerima beban, gaya dan energi tanpa
menimbulkan kerusakan pada material/komponen tersebut.
Beberapa sifat
mekanik yang penting antara lain:
- Kekuatan (strength)
Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan material menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang bekerja,
kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik, kekuatan geser,
kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
- Kekakuan (stiffness)
Adalah kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa
mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi.
3. Kekenyalan (elasticity)
Didefinisikan sebagai kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan, atau
dengan kata lain kemampuan material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula
setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk).
4. Plastisitas (plasticity)
Adalah kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan
bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang mempunyai
plastisitas tinggi dikatakan sebagai material yang ulet (ductile), sedangkan
material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai material yang
getas (brittle).
5. Keuletan (ductility)
Adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi
kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya
diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini biasanya
digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat ini antara
lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.
6. Ketangguhan (toughness)
Merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan
terjadinya kerusakan.
7. Kegetasan (brittleness)
Adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan.
Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit
pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada beban
regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh bahan yang memiliki
sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.
8. Kelelahan (fatigue)
Merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima beban
bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas kekakuan
elastiknya.
9. Melar (creep)
Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik bila
pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama pada
suhu yang tinggi.
10. Kekerasan (hardness)
Merupakan ketahanan material terhadap penekanan atau indentasi / penetrasi.
Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance) yaitu
ketahanan material terhadap penggoresan atau pengikisan.
D.
Kebutuhan
Bahan-Bahan Moderen
Perkembangan bahan-bahan (material) sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan
ini, kecanggihan
teknologi menantang kita untuk terus berinovasi dalam mendesain material yang baru lagi. Energi menjadi
perhatian saat ini. Harus di akui sekarang kita harus mencari alternatif baru, seperti konversi
solar menjadi energi. Setelah itu kualitas lingkungan tergantung
oleh kemampuan kita dalam
mengatur udara dan polusi. Teknik mengatur polusi pun menggunakan berbagai jenis
material. Kuantitas energi juga mempengaruhi transportasi. Banyak material yang
biasanya kita guanakan berasal dari sumber yang tidak dapat
diperbarui. Sumber yang tidak dapat diperbarui ini sedikit demi sedikit akan
habis, yang mana mengharuskan kita untuk menemukan dan mengembangkan
material baru yang mempunyai sifat seimbang dan mempunyai dampat buruk yang kecil terhadap
lingkungan. Alternatif inilah yang menjadi tantangan bagi para engineer.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada tulisan makalah ini adalah:
1. Klasifikasi material ada 2 yaitu: logam dan
non logam
2. sifat penting material dibagi kedalam 6 (enam) kategori, yaitu
Mesin, Listrik, Panas, Magnet, Optik, dan Korosi.
3. Setiap material teerdapat sifat mekanik seperti Kekuatan (strength), Kekakuan (stiffness), Kekenyalan
(elasticity), Plastisitas (plasticity), Keuletan (ductility), Ketangguhan
(toughness), Kegetasan (brittleness), Kelelahan (fatigue), Melar (creep), Kekerasan
(hardness).
DAFTAR PUSTAKA
---------“ A Short History of Metals” by Professor Alan Cramb,
Carnegie-Mellon University dalam PDF Sejarah Material
Mangonon. P.L, 1999 .’ The Principles of materials Selection for
Engineering Design’, Printice-Hall International,Inc. dalam PDF Sejarah
Material
Samuel J. S. , 1991,” Ceramics and Glasses “; Volume 4; ASM
International Handbook Committtee, dalam PDF Sejarah Material
Juanara, E. dari buku Material Science
dan Engineering ; an introduction : Callister, W.D terjemahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar