BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
tidak lepas dari kebutuhan primer seperti pangan untuk mencukupi kebutuhan
fisiknya. Sebab manusia membutuhkan makan untuk menghasilkan energi dalam
tubuhnya. Semua makanan manusia berasal dari tanaman dan hewan yang
diternakkan. Tanaman memerlukan media untuk tumbuh dan berkembang. Media yang
sangat penting dan paling esensial yaitu tanah.
Di bidang pertanian khususnya bududaya pertanian, diperlukan
beberapa tahap hingga pada akhirnya mencapai proses panen dan proses pasca
panen. Dalam proses-proses tersebut yang merupakan proses awal adalah
pengolahan tanah (soil tillage). Pada proses ini berrfungsi untuk menggemburkan
tanah, menghilangkan kotoran, sampah dan gulma pada tanah. Proses pegolahan
lahan meliputi tahap pembajakan dan penggaruan.
Pengolahan tanah awalnya dilakukan secara konvensioal atau
secara tradisional, dengan menggunakan tenaga hewan ternak (sapi, kerbau, dan
kuda). Seiring dengan perkembangan zaman, pengolahan tanah konvensional diganti
dengan pengolahan secara modern menggunakan teknologi yang canggih. Alat-alat
sederhana yang umumnya digunakan untuk mengolah tanah seperti cangkul, parang,
sabit dll, sekarang diganti dengan bajak dan garu yang di gandengkan dengan
traktor. Secara empiris zaman dulu manusia menggunakan tenaga hewan untuk
membajak dan mengolah tanah. Sekarang tenaga hewan ternak tersebut telah
digantikan dengan tenaga mesin. Sehingga pengolahan
tanah menjadi lebih efisien dan efektif.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah pembahasan makalah ini ialah :
1.
Bagaimana
sejarah pengolahan tanah?
2.
Alat apa saja yang
digunakan dalam pengolahan tanah secara tradisional?
3.
Apa saja alat dan mesin
yang digunakan dalam pengolahan tanah modern?
4.
Bagaimana metode yang
digunakan dalam pengolahan tanah dewasa ini?
C.
Tujuan
penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Mesin dan Peralatan 1
2. Untuk
mengetahui bagaimana pengolahan tanah serta alat dan mesin apa saja yang
digunakan dalam pengolahan tanah.
3. Untuk
mengetahui metode yang digunakan dalam pengolahan tanah
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun
manafaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan informasi tentang
pengolahan tanah guna menciptakan kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman dengan usaha seminim-minimnya. Dan juga kita dapat mengetahui alat atau
mesin yang sesuai dengan berbagai kondisi tanah serta dapat membandingkan hasil
pengolahan tanah dengan cara tradisional dan cara modern.
BAB II
DASAR TEORI
DASAR TEORI
Pengolahan
tanah adalah memecahkan gumpalan-gumpalan tanah menjadi butiran-butiran tanah yang lebih halus dan gembur serta
mengatur permukaan tanah sehingga sesuai untuk ditanami. Maksud pengolahan
tanah adalah untuk memperbaiki struktur tanah. Biasanya dari struktur masif
atau pejal menjadi struktur yang dikehendaki atau sesuai dengan tujuan
penanaman. Struktur tanah yang dikehendaki sesuai dengan tujuan penanaman
antara lain struktur remah yaitu untuk tanah yang datar dengan curah hujan sedang,
struktur gumpal kecil untuk tanah yang curah hujannya agak tinggi dengan
temperatur agak panas, struktur gumpal besar untuk tanah dengan curah hujan
tinggi dan suhu panas serta tanahnya akan mengalami granulasi sendiri, dan
struktur lumpur untuk tanah-tanah sawah agar perkembangan akar dan penyebaran
hara atau pupuknya lebih merata.
Mengolah tanah berarti mengubah tanah pertanian dengan mempergunakan suatu alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur dan porositas tanah. Yang paling penting dalam pengolahan tanah selain menjamin struktur dan porositasnya adalah untuk menjamin keseimbangan antara air, udara, dan suhu dalam tanah. Maka pengolahan tanah mutlak perlu guna menciptakan lingkungan yang cukup baik (Kanisius, 1983).
Dari waktu ke waktu alat pengolahan tanah telah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti (eksakta) yang dapat dinyatakan secara kuantitatif. Belum ada metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil olah yang dihasilkan oleh suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat ditentukan suatu kebutuhan hasil olah yang khusus untuk berbagai tanaman untuk lahan kering. Dengan alat mekanisasi pertanian ini diharapkan tercapainya kapasitas kerja yang cukup tinggi, pekerjaan relatif lebih cepat disesuaikan dalam waktu relatif lebih singkat dan mutu pekerjaan bertambah baik, misalnya dalam pengolahan tanah. Pemahaman tentang metoda-metoda pengolahan tanah, berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk pengolahan tanah baik untuk lahan kering maupun lahan basah, kinerja dari peralatan pengolahan tanah dan uraian prisip mekanika pada alat pengolahan tanah ; sangat dibutuhkan bagi lulusan dalam pekerjaannya baik sebagai perencana maupun sebagai pelaksana dalam usaha manufaktur alat/mesin pengolahan tanah atau usaha pertanian yang memerlukan dukungan mekanisasi pertanian ( Kartohadikoesoemo, 1986 ).
Mengolah tanah berarti mengubah tanah pertanian dengan mempergunakan suatu alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur dan porositas tanah. Yang paling penting dalam pengolahan tanah selain menjamin struktur dan porositasnya adalah untuk menjamin keseimbangan antara air, udara, dan suhu dalam tanah. Maka pengolahan tanah mutlak perlu guna menciptakan lingkungan yang cukup baik (Kanisius, 1983).
Dari waktu ke waktu alat pengolahan tanah telah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti (eksakta) yang dapat dinyatakan secara kuantitatif. Belum ada metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil olah yang dihasilkan oleh suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat ditentukan suatu kebutuhan hasil olah yang khusus untuk berbagai tanaman untuk lahan kering. Dengan alat mekanisasi pertanian ini diharapkan tercapainya kapasitas kerja yang cukup tinggi, pekerjaan relatif lebih cepat disesuaikan dalam waktu relatif lebih singkat dan mutu pekerjaan bertambah baik, misalnya dalam pengolahan tanah. Pemahaman tentang metoda-metoda pengolahan tanah, berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk pengolahan tanah baik untuk lahan kering maupun lahan basah, kinerja dari peralatan pengolahan tanah dan uraian prisip mekanika pada alat pengolahan tanah ; sangat dibutuhkan bagi lulusan dalam pekerjaannya baik sebagai perencana maupun sebagai pelaksana dalam usaha manufaktur alat/mesin pengolahan tanah atau usaha pertanian yang memerlukan dukungan mekanisasi pertanian ( Kartohadikoesoemo, 1986 ).
Perbedaan pengolahan tanah sederhana dan modern yaitu pada
pengolahan tanah modern menggunakan alat-alat pengolahan tanah yang canggih,
seperti traktor. Dengan menggunakan taktor proses pengolahan tanah dapat
dilakukakan dengan cepat, sehingga waktu yang diperlukan dalam pengolahan tanah
secara keseluruhan dapat seefisien mungkin tetapi kelemhannya penggunakan bahan
bakar solar dapat menghasilkan panas. Sedangkan pada pengolahan tanah sederhana
masih mengggunakan alat-alat yang sederhana yaitu cangkul atau dengan menggunakan
tanaga hewan ternak. Kelebihan dari pengolahan tanah sederhana ini, yaitu
murah, cocok untuk daya tarik, cocok untuk tarikan pada daerah pasir dan basah.
Sedangkan kekurangannya memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengerjakannya ( Sihotang, 2012 ).
BAB III
ISI
ISI
A.
Sejarah
Pengolahan Tanah
Tercatat dalam sejarah bahwa sejak
beribu-ribu tahun yang lalu pengolahan tanah telah dilakukan oleh sekelompok
manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Tenaga hewan
digunakan untuk membajak tanah sejak 7000 tahun yang lalu. Pada penemuan
arkeologi dan tulisan-tulisan kuno diketahui bahwa ada pendapat dimana membajak
tanah dapat meningkatkan kesuburan.
Dalam
tulisan-tulisan ilmiah abad ke-19, bahasan mengenai pengolahan tanah sepertinya
bertitik tolak dari pandangan ini. Timbul banyak pertanyaan dengan cara
bagaimana kesuburan tanah dapat ditingkatkan. Paling tidak dalam setengah abad
pertama dari abad ke-20, terdapat dua pendekatan utama dalam
penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah. Kelompok ilmuwan pertama mulai
dengan mempertanyakan tentang kondisi tanah yang bagaimana yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman. Sementara kelompok kedua mempermasalahkan tentang cara
terbaik untuk mengolah tanah. Kelompok pertama memperoleh jawaban antara lain
bahwa pengolahan tanah dapat memperbaiki ketersediaan air dan udara di dalam
tanah, sementara kelompok kedua menemukan jawaban bahwa dengan pembajakan yang
dalam dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembajakan
yang dangkal. Kedua pendapat ini masing-masing mempunyai kelemahan. Pada
pertengahan abad ke-20 berbagai upaya dicoba untuk menggabungkan kedua
pendekatan ini yaitu dengan mempelajari hubungan sebab akibat dari pengolahan
tanah dan produksi tanaman.
Telah
diketahui bahwa pengolahan tanah dapat merubah dan memperbaiki struktur tanah
serta memberantas gulma. Perbaikan struktur tanah dengan pengolahan tanah
diduga dapat berpengaruh baik pada pertumbuhan tanaman, meskipun demikian
pendapat tersebut sulit dibuktikan karena hanya melihat aspek fisik tanahnya
saja tanaman.
Perkembangan
selanjutnya menunjukkan bahwa penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah
terbagi dalam dua aliran, yaitu aliran yang memberikan penekanan pada
pengendalian gulma dan aliran yang memberikan penekanan pada perbaikan struktur
tanah. Terlepas dari ada tidaknya pengaruh pengolahan tanah pada produksi
tanaman, pengolahan tanah sampai kini tetap saja dilakukan petani paling tidak
untuk mempermudah pekerjaan berikutnya.
B.
Alat
Pengolahan Tanah Tradisional
1. Cangkul
Gambar 1. Cangkul
Cangkul atau Pacul adalah satu jenis alat pertanian tradisional yang
digunakan dalam proses pengolahan tanah
pada lahan pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali, mencungkil, ataupun
untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan sehingga masa ini untuk
menjalankan kerja-kerja menggali yang ringan di kebun ataupun di sawah. Alat
ini merupakan elemen penting dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang
kering.
-
Fungsi
tangkai cangkul : Untuk memegang dan mengayunkan mata cangkul sewaktu digunakan dalam bekerja.
-
Bagian-bagian
cangkul : Bagian tangkai dari kayu Bentuk tangkai lurus dan
bengkok, Bagian mata cangkul dari besi
bengkok, Bagian mata cangkul dari besi
-
Fungsi
mata cangkul : membalik tanah, menghaluskan tanah, mencampur pupuk
Ukuran dan bentuk
cangkul bervariasi hal ini tergantung pada kondisi dan jenis tanah setempat.
2. Langa atau Langai
Gambar 2. Langa
Langai, Bajak Sawah Tradisional Aceh Langai atau disebut juga
Langa merupakan istilah lokal masyarakat Aceh untuk menyebut bajak. Peralatan
tradisional ini digunakan para petani Aceh untuk menggemburkan lahan pertanian
agar mudah ditanami. Langa terdiri dari beberapa bagian dan terbuat dari kayu.
Pengoperasian peralatan tersebut menggunakan tenaga sapi atau kerbau.Membajak
(me’ue), merupakan pekerjaan utama dari rangkaian pengolahan lahan pertanian
sebelum ditanami. Orang yang melakukan pekerjaan membajak disebut ureung me’ue.
Tenaga yang digunakan untuk menarik langa berbeda antara lahan yang mengandung
banyak air dan lahan yang kering.
Bagian-bagian Langa Langa
terdiri dari bagian-bagian yang mempunyai nama masing-masing. Namun, dalam
penggunaannya bagian-bagian tersebut merupakan satu kesatuan (Fadjria Novari
Manan, 1985/1986: 15). Berikut adalah bagian-bagian langa.
Ø
Boh Langa
Boh Langa merupakan bagian yang terletak di paling bawah langa. Fungsi
bagian ini adalah sebagai tempat memasang mata langa. Boh Langa terbuat dari
kayu (bak mane). Mata Langa dipasang pada Boh Langa. Bentuk lancip mata langa
mengikuti bentuk Boh Langa yang menyerupai anak panah besar. Bagian inilah yang
mengorek atau membalik tanah ketika langa ditarik sehingga tanah menjadi gembur.
Ø
Eh Langa
Eh Langa juga merupakan bagian penting dari peralatan ini. Eh Langa
berfungsi untuk menghubungkan kerbau atau sapi penarik langa dengan bagian lain
yang berada di belakangnya, yaitu bagian Boh Langa dan Yok Langa. Eh Langa terbuat
dari sepotong kayu yang keras dan kuat, misalnya batang pohon aren. Eh
Langa mempunyai panjang sekitar 2,5 meter dengan lebar sekitar 10-12 cm dan
membujur dari depan ke belakang. Bagian belakang peralatan ini ada yang dibuat
melengkung ke bawah, ada pula yang hanya lurus dari ujung ke pangkal. Untuk Eh
Langa yang dibuat melengkung bagian belakangnya, ketika digunakan setengah
batang Eh Langa akan berbentuk mendatar. Sedangkan jika Eh Langa dibuat lurus
dari bagian depan sampai ke bagian belakang, batang Eh Langa akan berbentuk
miring ketika digunakan dengan bagian depan berada di atas. Pada ujung
peralatan ini dibuat lekukan yang dipakai untuk memasang tali. Lebar bagian
ujung berbeda dengan bagian pangkal. Bagian ujung lebih sempit, sehingga bentuk
Eh Langa mengerucut ke depan. Biasanya bagian yang menyempit dibuat pada bagian
bawah Eh Langa.
Ø
Yok Langa
Yok Langa
dibuat dari bahan kayu dengan bentuk khas. Bentuknya menyesuaikan dengan
punggung sapi atau kerbau di mana Yok Langa akan dipasang. Fungsi Yok Langa
adalah mengangkut Eh Langa yang ditarik sapi atau kerbau. Di atas bagian Boh
Langa, terdapat peralatan lain, yaitu sepotong kayu yang dihaluskan. Kayu ini
disebut lamat. Panjang lamat sekitar 1,5 meter. Lamat terletak di bagian paling
belakang peralatan langa. Lamat berbentuk miring dan berfungsi sebagai pegangan
orang yang menggunakan langa. Ureung mau’e menekan bagian ini agar mata langa
terbenam ke dalam tanah. Selain itu, lamat juga berfungsi sebagai tempat para
petani mengendalikan dan mengatur arah langa berbelok ke kanan, ke kiri atau
memutar.
Ø Bagian-bagian Lain
Selain beberapa bagian yang telah
disebutkan di atas, langa juga mempunyai bagian tambahan. Di antara bagian
tambahan dalam langa, yaitu: Dua helai tali yang terbuat dari sabut kelapa atau
tali ijuk. Tali tersebut berguna untuk mengarahkan sapi atau kerbau agar
berbelok ke kanan atau ke kiri. Tali tersebut membentang dari depan ke
belakang, menghubungkan ureung mau’e dengan sapi atau kerbau penarik langa.
Untuk mengarahkan sapi agar mau membelok ke kanan, urang mau’e akan menarik
tali sebelah kanan. Begitu pula sebaliknya. Cambuk, yang terbuat dari kayu
kecil atau sejenis kulit kayu. Cambuk berfungsi untuk memukul sapi atau kerbau
agar mau berjalan atau menarik bajak. Anyaman dari rotan selebar telapak
tangan. Fungsi anyaman ini adalah menghubungkan bagian Yok Langa yang terdapat
di bawah leher sapi atau kerbau.
3.
Bajak
Gambar 5.
Bajak kayu kuno di Thebes, Mesir pada
Lebih dari 2000 tahun yang
lalu ditemukan bajak terbuat dari besi yang
diproduksi di Honan utara China. Pada awalnya alat
ini berupa alat kecil yang ditarik dengan
tangan dengan plat besi berbentuk V yang dihubungkan atau digandengkan dengan pisau kayu dan pegangan. Bajak telah
digunakan juga di India selama beribu-ribu tahun. Peralatan kuno tidak beroda
dan moldboard terbuat dari kayu yang ditarik oleh sapi. Dengan alat ini tanah
hanya dipecahkan kedalam bentuk clods tetapi tidak dibalik; dan pengolahan
pertama ini kemudian diikuti dengan penghancuran “clod” dan perataan tanah
dengan alat barupa batang kayu berbentuk empat persegi panjang yang ditarik
oleh sapi.
Gambar 6. Bajak beroda dua dengan coulter dan moldboard.
4.
Garu (Harrow)
Gambar 7. Garu
Penggunaan garu sebagai
pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk menghancurkan dan meratakan
permukaan tanah, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan
kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa
tanaman dan mencampurnya dengan tanah.
5. Cetok Tanah
Cetok Tanah digunakan sebagai perata
tanah dan pencongkel tanah pada sebuah kebun. Terdapat 2 jenis bahan, yaitu
yang terbuat dari plat besi dan yang terbuat dari plat
baja. Pegangan terbuat dari kayu.
C. Alat Pengolah Tanah Modern
Berdasarkan cara pengolahannya alat
pengolah tanah dibedakan menjadi 2 yaitu alat pengolahan tanah pertama dan alat
pengolahan tanah kedua
Pengolahan Pertama :
1. Bajak
singkal (mold board plow)
Bajak
singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal
inilah yang paling umum digunakan oleh petani, dengan menggunakan traktor
sebagai sumber daya penariknya bajak ini dikaitkan atau diimplementasikan
dengan traktor. Mata bajak adalah bagian yang berfungsi aktif untuk mengolah
tanah dengan cara memotong dan membalik tanah.
2. Bajak
piringan (disk plow)
Adanya
kelemahan-kelemahan bajak singkal maka orang menciptakan bajak piringan. Bajak
piringan cocok untuk bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan
kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak
sisa-sisa akar; tanah gambut; serta untuk pembajakan tanah yang berat. Namun
penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya
antara lain: tidak dapat menutup seresah dengan baik; bekas pembajakan tidak
dapat betul-betul rata; hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah,
tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini justru dianggap menguntungkan.
3. Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow)
Pengolahan
tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkah-bongkah yang masih cukup
besar, biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan
tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan
tanah dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan
untuk pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar
ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk
melakukan penyiangan. Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat
diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama
sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dapat dilakukan dengan
mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran dari rotor dan memperlambat
gerakan maju.
4. Bajak
pahat (chisel plow)
Dalam
pengerjaan tanah, bajak pahat dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah
dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang
disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung dari
tangkai atau batang yang biasa disebut bar.
Gambar 11. Bajak Pahat
Gambar 11. Bajak Pahat
5. Bajak tanah bawah (sub soil plow)
Bajak
tanah bawah termasuk di dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang
lebih berat. Fungsi bajak ini tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun
dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu mencapai
kedalaman sekitar (50-90) cm. Untuk jenis standart tunggal biasanya
dipergunakan untuk mengerjakan tanah dengan kedalaman sampai 90 cm, sedang
penarikannya menggunakan traktor dengan daya (60-85) HP. Kemudian untuk bajak
tanah bawah jenis standart dua atau lebih, biasanya dipergunakan untuk
pekerjaan yang lebih dangkal.
Pengolahan
Tanah Kedua
1.
Garu (harrow)
Garu ini dapat digunakan
sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk
rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah (furrow slice) lebih berhubungan
dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup
biji-bijian yang ditanam secara sebar.
Gambar 7. Garu Piring
2.
Garu paku
Garu ini mempunyai gigi yang
bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada
rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah
pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru
tumbuh.
Gambar 8. Garu Paku
3.
Garu
Pegas
Garu pegas sangat cocok
untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena
gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan. Kegunaan
garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik,
karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam.
Gambar 9. Garu Pegas
4.
Garu Rotari
Garu rotari ada dua macam,
yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary
cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh
gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan
berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor.
Gambar 10. Garu Rotari
Cangkul (Rotary Hoe Harrow)
5.
Garu Khusus
Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil
surgeon. Weeder-mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan,
pembuatan mulsa dan pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah
alat yang merupakan susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari
pelat. Alat ini digunakan untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan
untuk meratakan tanah.
6.
Land Rollers dan Pulverizers
Alat ini menyerupai
piring-piring atau roda-roda yang disusun rapat pada satu as. Puingan piring dapat tajam atau
bergerigi. Digunakan untuk penyelesaian
dari proses pengolahan tanah untuk persemaian.
Gambar 11. Land Roller dan pulverizers
D.
Mesin Pengolah Tanah
1. Traktor
Tangan ( Hand Tractor)
Gambar 7. Traktor Tangan
Klasifikasi Traktor Tangan
Traktor
tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen
(peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah.
Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena
dapat digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti : pompa air,
alat prosesing, trailer, dan lain-lain.
Traktor
yang paling banyak digunakan adalah traktor roda dua dengan daya < 15 PK.
Pengolahan tanah menggunakan traktor mempercepat dan menjamin keseragaman waktu
tanam serta meningkatkan intensitas tanam sampai 20%. Penggunaan traktor dapat
menggeser tenaga kerja mencangkul sebesar 23% per ha.
Berdasarkan
jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu : Traktor tangan berbahan bakar Solar, Traktor tangan berbahan
bakar bensin, dan Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin). Berdasarkan
besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Traktor tangan berukuran kecil (tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp), Traktor
(tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 – 7 hp), Traktor tangan berukuran besar( tenaga penggeraknya
antara 7–12 hp)
Komponen
Traktor Tangan
1. As roda
2. Pelindung
samping
3. Penahan
lumpur
4. Pengikat
batang ridger
5. Handel
pengikat roda belakang
6. Tuas belok
kanan
7. Handel utama
8. Tuas gas/ Akselerasi
9. Handel
pembantu
10. Pemindah
kecepatan cakar
11. Tuas
kopeling utama
12. Pemindah
kecepatan jalan
13. Tuas
penyangga depan
14. Gantungan
pisau rotary
15. Kotak rantai
pembantu
16. Lampu
17. Pully penegang
18. Penyangga
depan
19. Penyangga
mesin
20. Pelindung
depan
21. Pully mesin
22. V-belt
23. Pully utama
24. Pelindung
V-belt
26. Tutup kotak
peralatan
27. Tombol lampu
28. Tuas belok
kiri
29. Pengatur roda belakang
30. Roda
belakang
33. Ban
2. Traktor
Roda Empat
Gambar 8. Traktor Roda Empat
Traktor roda empat
adalah salah satu mesin atau motor bakar pengolah tanah jika dilengkapi dengan
peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring,
dll. Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak
motor diesel dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk
bekerja di lahan kering, bukan untuk lahan sawah. Berdasarkan ukurannya
dibedakan menjadi traktor mini, menengah, dan traktor besar. Traktor raksasa
yang biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp).
Umumnya traktor roda empat pada mempunyai
daya antara 30-60kW (40-80 hp).
Ukuran
Traktor Roda Empat Menurut Kapasitas
Traktor roda empat terbagi atas 2 menurut daya (kapasitasnya) yaitu:
- Mini traktor : berdaya 12,5 – 20 HP
- Foul wheel drive traktor : berdaya lebih dari 20 HP
- Mini traktor : berdaya 12,5 – 20 HP
- Foul wheel drive traktor : berdaya lebih dari 20 HP
Jenis
Pekerjaan yang Bisa Dilakukan Traktor Roda Empat
Adapun jenis pekerjaan
yang dilakukan traktor roda empat yang merupakan mesin yang berfungsi untuk
penghela atau penarik peralatan. Untuk dapat digunakan sebagai mesin pengolahan
tanah, maka harus dilengkapi dengan perlengkapan pengolah tanah, seperti bajak
singkal, bajak pirang, garu piring. Menarik mesin penanam (transplanter),
menarik mesin pemupuk, menarik mesin penyemprot, boom sprayer, menarik trailer,
penggerak mesin lainnya, PTO traktor yang digunakan untuk memutar generator
listrik. Traktor dengan lengan hidrolik untuk mengangkut hasil panen, traktor
dengan loader hidrolik, membuat lubang tanam.
Komponen
Utama Traktor Roda Empat
Beberapa bagian-bagian penting dari
traktor roda empat dan fungsinya :
Sistem kemudi : alat untuk mengendalikan jalannya dan atau
operasi traktor di lapangan
Roda depan : roda bagian depan dari traktor yang berfungsi untuk pengendalian, dan
memiliki ukuran diameter lebih kecil dari roda bagian belakang.
Roda depan : roda bagian depan dari traktor yang berfungsi untuk pengendalian, dan
memiliki ukuran diameter lebih kecil dari roda bagian belakang.
Roda belakang : roda bagian belakan dengan ukuran diameter
lebih besar dari roda
bagian depan traktor yang berfungsi untuk menumpu beban traktor dan peralatan yang terpasang.
bagian depan traktor yang berfungsi untuk menumpu beban traktor dan peralatan yang terpasang.
Chasis traktor : bagian rangka traktor roda empat yang juga
merangkap sebagai rumah dari sistem transmisi.
Pemberat : besi cor yang dirancang khusus untuk
pemberat traktor agar traktor
tidak terangkat pada saat mengolah tanah.
Poros PTO : poros yang difungsikan untuk menggerakkan peralatan yang dalam
pengoperasiannya memerlukan putaran (bajak rotari), atau untuk
menggerakkan peralatan stasioner.
Sistem penyambungan peralatan : bentuk peralatan pengolahan tanah yang relatif besar,
maka pada traktor roda empat memerlukan mekanisme penyambungan
khusus, yakni sistem penyambungan titik tiga (three hitch poin).
tidak terangkat pada saat mengolah tanah.
Poros PTO : poros yang difungsikan untuk menggerakkan peralatan yang dalam
pengoperasiannya memerlukan putaran (bajak rotari), atau untuk
menggerakkan peralatan stasioner.
Sistem penyambungan peralatan : bentuk peralatan pengolahan tanah yang relatif besar,
maka pada traktor roda empat memerlukan mekanisme penyambungan
khusus, yakni sistem penyambungan titik tiga (three hitch poin).
Jenis - Jenis Alat Bantu Traktor Roda Empat
-
bajak singkal (moldboard plow).
- bajak piring (disk plow).
- bajak pisau berputar (rotary plow).
- bajak chisel (chisel plow).
- bajak subsoil (subsoil plow).
- bajak raksasa (giant plow)
- Garu
- bajak piring (disk plow).
- bajak pisau berputar (rotary plow).
- bajak chisel (chisel plow).
- bajak subsoil (subsoil plow).
- bajak raksasa (giant plow)
- Garu
BAB
IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pengolahan tanah merupakan proses merubah sifat fisik tanah dengan cara
memotong, membalik, memecah, atau membongkar tanah, sehingga tanah dapat diolah untuk menanam. Pengertian lain, pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara tidak langsung.
memotong, membalik, memecah, atau membongkar tanah, sehingga tanah dapat diolah untuk menanam. Pengertian lain, pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara tidak langsung.
Pengolahan
tanah dibedakan menjadi dua tahap yaitu : (1) Pengolahan tanah pertama
(pembajakan), dan (2) Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam pengolahan
tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang
ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotongan dan
pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua,
bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar
menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi
menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan.
Seperti
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pengolahan tanah terus
berkembang seiring perkembangan zaman. Dahulu manusia menggunakan alat
sederhana untuk mengolah tanah, seperti bajak tradisional yang dikaitkan pada
kerbau, sapi, atau hewan ternak lainnya. Di setiap daerah memiliki jenis bajak
yang berbeda-beda, di Aceh istilah lainnya ialah langa atau langa, terdiri dari
beberapa bagian yang terbuat dari kayu, pengoperasiannya menggunakan tenaga
kerbau. Selanjtnya alat tradisional yang dipakai untuk mengolah tanah adalah cangkul.
Cangkul merupakan alat pengolah tanah yang masih digunakan sampai saat ini
walaupn penggunaannya sudah untuk lahan yang sempit atau terbatas. Fungsi
cangkul adalah mencungkil, menggali dan meratakan tanah. Kemudian alat
tradisional yang dipakai untuk mengolah tanah ialah garu atau garpu tanah.
Bentukya seperti garpu dan memiliki tangkai, berfungsi menghaluskan dan
meratakan tanah agar tanah siap ditanam. Alat - alat pengolah tanah lainnya
adalah cetok tanah, alat ini jarang dipakai sebab penggunaan alat ini hanya
untuk mencungkil tanah untuk menanam benih tanaman, alat ini umumnya dipakai
untuk tanah perkebunan. Namun kelemahan alat - alat tersebut masih menggunakan
tenaga manusia dan hewan ternak yang kurang efektif dan efisien untuk mengolah
tanah dalam jumlah yang banyak.
Seiring
kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat lambat laun orang - orang mulai
meninggalkan alat-alat pengolahan tradisional dengan menggunakan tenaga manusia
dan hewan beralih ke pengolahan tanah modern yang menggunakan tenaga mesin atau
motor bakar sebagai penggerak, dimana alat - alat pengolah tanah yang telah
dimodifikasi dikaitkan atau diimplementasikan dengan mesin traktor. Traktor
merupakan kendaraan yang dirancang untuk berbagai keperluan, khususnya mengolah
tanah dengan sistem PTO (Power Take Out).
Berdasarkan
jumlah rodanya traktor dibagi menjadi dua yaitu Traktor roda dua dan Traktor
roda empat. Perbedaannya ialah traktor roda dua dioperasikan dengan sistem
kopling dimana orang yang mengoperasikannya (operator) memegang kedua stang
kendali dan berjalan mengikuti arah traktor, arah traktor dapat dibelokkan
kekiri dan kekanan dengan menekan tuas yang ada dibawah stang kendali, jika ke
kiri maka tuas kiri yang ditekan, jika kekanan maka tuas kanan yang ditekan.
Berbeda dengan traktor roda empat yang sistem pengoperasiaanya dengan sistem
kemudi seperti mobil. Kedua traktor tersebut diimplementasikan dengan alat-alat
pengolah tanah seperti bajak singkal, bajak piring, bajak rotari, bajak chisel,
dan bajak sub soil. Adapun kelebihan masing-masig traktor tersebut ialah
traktor roda dua : 1. Konstruksinya sederhana dengan menggunakan motor listrik
diesel 4 langkah, 2. Ringan dan mudah dikemudikan, 3. Cocok digunakan di sawah,
ladang, lereng-lereng pegunungan. Kelemahan : Tidak
efisien apabila digunakan dalam lahan yang luas. Sedangkan Traktor roda
empat : 1. Lebih cepat dalam melakukan pengolahan
2. Efisien waktu dan tenaga kerja. Kelemahan : 1. Harga mahal.
Implemet Traktor dibedakan berdasarkan tahap pengolahannaya
yaitu pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Masing-masing
tahapan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada pengolahan tanah pertama
berfugsi untuk membalikan tanah, menghancurkan tanah dan membongkar tanah,
alat-alat yang digunakan dalam pengolahan tanah pertama ialah : bajak singkal,
baja piring, bajak rotari, bajak chisel dan bajak sub soil. Sedangkan pada
pengolahan tanah kedua berfungsi menggemburkan dan meratakan tanah. Alat-alat
yang digunakan pada pengolahan tanah kedua ialah : Garu piring, garu paku, garu pegas, garu rotari,
garu khusus, land roller dan pulverizers.
Implement
- implement diatas sangat berperan penting dalam pengolahan tanah sebelum
dilakukan pengolahan tanah lebih lanjut, agar tanah benar-benar siap untuk
digarap atau ditanami benih tanaman. Sehingga unsur hara yang ada pada tanah
dapat terserap oleh tanaman.
BAB
V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Pengolahan tanah
awalnya dilakukan secara konvensioal atau secara tradisional, dengan menggunakan
tenaga hewan ternak (sapi, kerbau, dan kuda). Seiring dengan perkembangan
zaman, pengolahan tanah konvensional diganti dengan pengolahan secara modern
menggunakan teknologi yang canggih. Alat-alat sederhana yang umumnya digunakan
untuk mengolah tanah seperti cangkul, parang, sabit dll, sekarang diganti
dengan bajak dan garu yang di gandengkan dengan traktor. Secara empiris zaman
dulu manusia menggunakan tenaga hewan untuk membajak dan mengolah tanah.
Sekarang tenaga hewan ternak tersebut telah digantikan dengan tenaga mesin.
Sehingga pengolahan
tanah menjadi lebih efisien dan efektif.
Pengolahan tanah merupakan proses merubah sifat
- sifat fisik tanah dengan cara memotong, membalik, memecah,
atau membongkar tanah, sehingga tanah dapat diolah untuk menanam.
Pengertian lain, pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan
untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis,
maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik.
Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan
biologis terjadi secara tidak langsung.
Implemet Traktor
dibedakan berdasarkan tahap pengolahannaya yaitu pengolahan tanah pertama dan
pengolahan tanah kedua. Masing-masing tahapan memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Pada pengolahan tanah pertama berfugsi untuk membalikan tanah,
menghancurkan tanah dan membongkar tanah, alat-alat yang digunakan dalam
pengolahan tanah pertama ialah : bajak singkal, baja piring, bajak rotari,
bajak chisel dan bajak sub soil. Sedangkan pada pengolahan tanah kedua
berfungsi menggemburkan dan meratakan tanah. Alat-alat yang digunakan pada
pengolahan tanah kedua ialah : Garu piring, garu paku, garu pegas, garu rotari, garu
khusus, land roller dan pulverizers.
DAFTAR
PUSTAKA
Aak (Tim Penyusun), 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta
Fadjria Novari Manan, ed. 1985/1986. Peralatan Produksi Tradisional dan
Perkembangannya Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta
Perkembangannya Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta
Kartohadikoesoemo. Noerman, 1987. Traktor dan Alat Pertaniannya. Lembaga
Pendidikan Perkebunan. Yogyakarta
Pendidikan Perkebunan. Yogyakarta
Sihotang, B. 2012 . Traktor
Tangan Alat dan Mesin Pertanian.
Wijanto,
1996, Sejarah Teknologi Pertanian.
IPB. Bogor
Rizali. T, 2006. Mesin Peralatan.
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Unipersitas Sumatra Utara
Umar. Sudirman. 2013. Pengelolaan Dan Pengembangan Alsintan Untuk Mendukung Usaha Tani Padi
Di Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknologi Pertanian Universita Mulawarman
Samarinda
Haryono, 1982. Mekanisme Pertanian.
Genap Jaya Baru. Jakarta.
Wijarto, 1994. Alat dan Mesin
Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Hardjosentono,
M. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara : Jakarta.
Soedsono, 1996. Alat Pengolahan
Pertanian. Redijaya : Semarang.
Taib. G, 1987. Operasi Pada
Pengolahan Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa : Jakarta.
Saya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2.000.000,00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.
BalasHapus