KEPEMIMPINAN KHALIFAH
UMAR BIN ABDUL AZIZ
Kalian pasti mengenal sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang menjadi khalifah
setelah Rasulullah saw wafat. Mereka adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin
Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib. Salah satu pemimpin atau
khalifah yang memerintah pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah ialah Umar bin
Abdul Aziz. Umar adalah kalifah yang sering di juluki sebagai Khulafaurrasyidin yang kelima sebelum
menjadi Amirul Mukminin. karena kesamaan manhaj kepemimpinan beliau
dengan empat khalifah pertama penerus Rasulullah saw.
Walaupun Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai bangsawan yang sangat kaya
raya. Namun, kehidupannya dan keluarganya berubah seratus delapan puluh derejat
ketika amanah kekhalifahan datang kepada Umar bin Abdul Aziz. Banyak orang di
zaman globalisasi sekarang ini berpesta ria saat mendapatkan jabatan dan kedudukan,
sebaliknya khalifah Umar bin Abdul Aziz justru berpesta dengan air mata, karena
dia harus mempertanggung jawabkan amanah tersebut dihadapan Allah kelak. Dia
mengembalikan semua hartanya ke Baitul Mal dan menempati gubuk kecil yang
berada di sebelah kiri mesjid.
Sebelum memerintah saja kita bisa lihat bahwa khalifah umar bin abdul
aziz sangat memperdulikan rakyatnya dengan memberikan semua hartanya untuk
rakyatnya dan ia bertempat tinggal sama seperti rakyatnya. Ini lah yang menjadi
daya tarik umar di mata rakyatnya. Rakyat umar terus-menerus memanggil Umar bin
Abdul Aziz dengan sebutan Amir (pemimpin
para pemimpin) ketika mereka berbicara. Salah
seorang sahabat yang sangat mulia bernama Anas bin Malik, “ saya belum pernah
melihat seseorang yang shalatnya lebih menyerupai shalatnya Rasulullah saw dari
pemuda ini (Umar bin Abdul Aziz)”.(HR. Abu Dawud dan An Nasa’i dengan sanad
yang bagus) Mujahid berkata.” Setiap kali mengajar Umar bin Abdul Aziz, kami
selalu belajar darinya.”
Dalam masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz, dia menaikan gaji para
pegawai sampai 300 dinar tujuannya adalah agar mereka tidak mengharapkan
bantuan dari rakyat, Umar bin Abdul Aziz selalu mengawasi dan meneliti
pekerjaan para pegawainya. Dia memerangi orang-orang Khawarij yang mengadakan
pemberontakan terhadap pemerintahannya dan dia berhasil menangani mereka. Dia
memerangi wilayah-wilayah yang di bawah kekuasaan kerajaan Romawi. Pasukannya
yang dipimpin oleh Samh bin Malik Al Khulani sampai ke Perancis.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun menggunakan kas negara untuk
memakmurkan dan menyejahterakan rakyatnya. Berbagai fasilitas dan pelayanan
publik dibangun dan diperbaiki. Sektor pertanian terus dikembangkan melalui
perbaikan lahan dan saluran irigasi. Sumur-sumur baru terus digali untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih. Jalan-jalan di kota Damascus dan
sekitarnya dibangun dan dikembangkan. Untuk memuliakan tamu dan para musafir
yang singgah di Damscus, khalifah Umar bin Abdul Aziz membangun penginapan.
Sarana ibadah seperti masjid diperbanyak dan diperindah. Masyarakat yang sakit
disediakan pengobatan gratis. Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun memperbaiki
pelayanan di dinas pos, sehingga aktivitas korespondesi berlangsung lancar.
Di wilayah-wilayah yang ditaklukkan, Khalifah Umar juga mengubah
kebijakan. Ia mengganti peperangan dengan gerakan dakwah Islam. Strategi itu
ternyata benar-benar jitu. Pendekatan persuasif itu mengundang simpati dari
pemeluk agama lain. Secara sadar dan ikhlas mereka berbondong- bondong memilih
Islam sebagai agama terbaik. Raja Sind amat terkagum- kagum dengan kebijakan
itu. Ia pun mengucapkan dua kalimah syahadat dan diikuti rakyatnya. Masyarakat
yang tetap menganut agama non-Islam tetap dilindungi namun dikenakan pajak yang
tak memberatkan.
Pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz inilah, kerajaan Umaiyyah
semakin kuat tiada pemberontakan di dalamnya, kurang berlaku penyelewengan,
rakyat mendapat layanan yang sewajarnya dan menjadi kaya-raya hingga Baitul Mal
penuh dengan harta zakat kerana tiada lagi orang yang mau menerima zakat.
Rakyat umumnya sudah kaya atau pun sekurang-kurangnya mau berdikari sendiri.
Pada zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ra, pasukan kaum muslimin sudah
mencapai pintu kota Paris di sebelah barat dan negeri Cina di sebelah timur.
Pada waktu itu kekausaan pemerintahan di Portugal dan Spanyol berada di bawah
kekuasaannya.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz meninggal dunia di Dir Sam’an, pada
tanggal 10 atau 5 bulan Rajab tahun 101 Hijriyah. Saat itu dia genap berusia 39
tahun lebih enam bulan. Ia meninggal setelah memerintah selama 2 tahun 5 bulan,
satu tempoh yang terlalu pendek bagi sebuah pemerintahan. Meninggalnya karena
meminum racun yang telah direkayasa oleh bani Umayyah sendiri, karena Umar bin
Abdul Aziz dikenal tegas terhadap kezhaliman mereka, mencabut semua kekebalan
hukum dan hak istimewa mereka serta memutus semua sumber dana kekayaan mereka.
Dia memang mengabaikan kehati-hatian dan pengamanan pada dirinya.
Khalifah Umar berhasil mensejahterakan
rakyat di seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah. Ibnu Abdil Hakam
meriwayatkan, Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu berkata, ‘’Saya
pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah
memungutnya, saya bermaksud memberikan kepada orang-orang miskin. Namun saya
tidak menjumpai seorangpun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua rakyat
pada waktu itu berkecukupan.’’ Abu Ubaid
mengisahkan, Khalifah Umar mengirim
surat kepada Hamid bin Abdurrahman, Gubernur Irak agar membayar semua gaji dan
hak rutin di provinsi itu. ‘’Saya sudah membayarkan semua gaji dan hak mereka.
Namun di Baitul Mal masih banyak uang. Khalifah Umar memerintahkan. ‘’Carilah
orang yang dililit utang tetapi tidak boros. Berilah ia uang untuk melunasi utangnya.’’
Abdul Hamid kembali menyurati Kalifah Umar. ‘’Saya sudah membayar utang mereka,
tetapi di Baitul Mal masih banyak uang.’’ Begitu sejahtera masyarakat pada masa
khalifah Umar.
Jadi dapat kita simpulkan dari cerita Umar bin
Abdul Aziz di atas bahwa kepemimpinan beliau sangat baik dengan manejemen yang
sangat luar biasa yang dapat mengubah perilaku rakyatnya dengan baik, beliau
dapat mensejahterakan rakyatnya dengan baik pada masa kepemimpinannya yang kita tau sendiri bahwa itu sulit
dilakukan tapi beliau terus bertekat dengan visi dan misinya bahwa itu dapat
dilakukan dengan izin dari Allah swt. Apakah di zaman sekarang ini kita dapat
menemukan lagi pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz?, dengan kepemimpinan yang
tidak mementingan diri sendiri atau pemerintahan yang sibuk dengan urusannya
sendiri, yang hanya mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Seharusnya
pemerintahan kita ini dapat mengikuti pemerintahan pada masa kepemimpinan
khalifah Umar bin Abdul Aziz yang rela kehilangannya seluruh hartanya untuk
kepentingan rakyatnya bukan untuk menimbun kekayaannya untuk dirinya sendiri
(korupsi).
Pesan terakhir dari Umar bin Abdul Aziz. Beliau
menulis surat kepada salah seorang gebenurnya, “ Jika kamu mampu berbuat zalim
kepada seseorang, maka ingatlah akan kemampuan Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang
Maha Melihat dan Maha Tinggi kepada dirimu”.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz
Sayyid Al-Ahli, 2009 “ Umar bin Abdul Aziz Khalifah Zuhud yang Memenuhi Dunia dengan Keadilan ”. Samara
Publishing. Jakarta.
Muhammad Sa’id
Mursi, 2007 “ Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah “ Pustaka Al-Kausar.
Jakarta.
K.H.Firdaus
A.N, 1996 “ Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz “. Pedoman Ilmu Jaya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar