Minggu, 14 Februari 2016

CERITA KEPEMIMPINAN KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ




KEPEMIMPINAN KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ
Kalian pasti mengenal sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang menjadi khalifah setelah Rasulullah saw wafat. Mereka adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib. Salah satu pemimpin atau khalifah yang memerintah pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah ialah Umar bin Abdul Aziz. Umar adalah kalifah yang sering di juluki sebagai Khulafaurrasyidin yang kelima sebelum menjadi Amirul Mukminin.  karena kesamaan manhaj kepemimpinan beliau dengan empat khalifah pertama penerus Rasulullah saw.
Walaupun Umar bin Abdul Aziz  dikenal sebagai bangsawan yang sangat kaya raya. Namun, kehidupannya dan keluarganya berubah seratus delapan puluh derejat ketika amanah kekhalifahan datang kepada Umar bin Abdul Aziz. Banyak orang di zaman globalisasi sekarang ini berpesta ria saat mendapatkan jabatan dan kedudukan, sebaliknya khalifah Umar bin Abdul Aziz justru berpesta dengan air mata, karena dia harus mempertanggung jawabkan amanah tersebut dihadapan Allah kelak. Dia mengembalikan semua hartanya ke Baitul Mal dan menempati gubuk kecil yang berada di sebelah kiri mesjid.    
Sebelum memerintah saja kita bisa lihat bahwa khalifah umar bin abdul aziz sangat memperdulikan rakyatnya dengan memberikan semua hartanya untuk rakyatnya dan ia bertempat tinggal sama seperti rakyatnya. Ini lah yang menjadi daya tarik umar di mata rakyatnya. Rakyat umar terus-menerus memanggil Umar bin Abdul Aziz dengan sebutan Amir (pemimpin para pemimpin) ketika mereka berbicara. Salah seorang sahabat yang sangat mulia bernama Anas bin Malik, “ saya belum pernah melihat seseorang yang shalatnya lebih menyerupai shalatnya Rasulullah saw dari pemuda ini (Umar bin Abdul Aziz)”.(HR. Abu Dawud dan An Nasa’i dengan sanad yang bagus) Mujahid berkata.” Setiap kali mengajar Umar bin Abdul Aziz, kami selalu belajar darinya.”
Dalam masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz, dia menaikan gaji para pegawai sampai 300 dinar tujuannya adalah agar mereka tidak mengharapkan bantuan dari rakyat, Umar bin Abdul Aziz selalu mengawasi dan meneliti pekerjaan para pegawainya. Dia memerangi orang-orang Khawarij yang mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahannya dan dia berhasil menangani mereka. Dia memerangi wilayah-wilayah yang di bawah kekuasaan kerajaan Romawi. Pasukannya yang dipimpin oleh Samh bin Malik Al Khulani sampai ke Perancis.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun menggunakan kas negara untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyatnya. Berbagai fasilitas dan pelayanan publik dibangun dan diperbaiki. Sektor pertanian terus dikembangkan melalui perbaikan lahan dan saluran irigasi. Sumur-sumur baru terus digali untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih. Jalan-jalan di kota Damascus dan sekitarnya dibangun dan dikembangkan. Untuk memuliakan tamu dan para musafir yang singgah di Damscus, khalifah Umar bin Abdul Aziz membangun penginapan. Sarana ibadah seperti masjid diperbanyak dan diperindah. Masyarakat yang sakit disediakan pengobatan gratis. Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun memperbaiki pelayanan di dinas pos, sehingga aktivitas korespondesi berlangsung lancar.
Di wilayah-wilayah yang ditaklukkan, Khalifah Umar juga mengubah kebijakan. Ia mengganti peperangan dengan gerakan dakwah Islam. Strategi itu ternyata benar-benar jitu. Pendekatan persuasif itu mengundang simpati dari pemeluk agama lain. Secara sadar dan ikhlas mereka berbondong- bondong memilih Islam sebagai agama terbaik. Raja Sind amat terkagum- kagum dengan kebijakan itu. Ia pun mengucapkan dua kalimah syahadat dan diikuti rakyatnya. Masyarakat yang tetap menganut agama non-Islam tetap dilindungi namun dikenakan pajak yang tak memberatkan.
Pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz inilah, kerajaan Umaiyyah semakin kuat tiada pemberontakan di dalamnya, kurang berlaku penyelewengan, rakyat mendapat layanan yang sewajarnya dan menjadi kaya-raya hingga Baitul Mal penuh dengan harta zakat kerana tiada lagi orang yang mau menerima zakat. Rakyat umumnya sudah kaya atau pun sekurang-kurangnya mau berdikari sendiri. Pada zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ra, pasukan kaum muslimin sudah mencapai pintu kota Paris di sebelah barat dan negeri Cina di sebelah timur. Pada waktu itu kekausaan pemerintahan di Portugal dan Spanyol berada di bawah kekuasaannya.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz meninggal dunia di Dir Sam’an, pada tanggal 10 atau 5 bulan Rajab tahun 101 Hijriyah. Saat itu dia genap berusia 39 tahun lebih enam bulan. Ia meninggal setelah memerintah selama 2 tahun 5 bulan, satu tempoh yang terlalu pendek bagi sebuah pemerintahan. Meninggalnya karena meminum racun yang telah direkayasa oleh bani Umayyah sendiri, karena Umar bin Abdul Aziz dikenal tegas terhadap kezhaliman mereka, mencabut semua kekebalan hukum dan hak istimewa mereka serta memutus semua sumber dana kekayaan mereka. Dia memang mengabaikan kehati-hatian dan pengamanan pada dirinya.
Khalifah Umar berhasil mensejahterakan rakyat di seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah. Ibnu Abdil Hakam meriwayatkan, Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu berkata, ‘’Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikan kepada orang-orang miskin. Namun saya tidak menjumpai seorangpun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua rakyat pada waktu itu berkecukupan.’’ Abu Ubaid mengisahkan, Khalifah Umar  mengirim surat kepada Hamid bin Abdurrahman, Gubernur Irak agar membayar semua gaji dan hak rutin di provinsi itu. ‘’Saya sudah membayarkan semua gaji dan hak mereka. Namun di Baitul Mal masih banyak uang. Khalifah Umar memerintahkan. ‘’Carilah orang yang dililit utang tetapi tidak boros. Berilah ia uang untuk melunasi utangnya.’’ Abdul Hamid kembali menyurati Kalifah Umar. ‘’Saya sudah membayar utang mereka, tetapi di Baitul Mal masih banyak uang.’’ Begitu sejahtera masyarakat pada masa khalifah Umar.
Jadi dapat kita simpulkan dari cerita Umar bin Abdul Aziz di atas bahwa kepemimpinan beliau sangat baik dengan manejemen yang sangat luar biasa yang dapat mengubah perilaku rakyatnya dengan baik, beliau dapat mensejahterakan rakyatnya dengan baik pada masa kepemimpinannya  yang kita tau sendiri bahwa itu sulit dilakukan tapi beliau terus bertekat dengan visi dan misinya bahwa itu dapat dilakukan dengan izin dari Allah swt. Apakah di zaman sekarang ini kita dapat menemukan lagi pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz?, dengan kepemimpinan yang tidak mementingan diri sendiri atau pemerintahan yang sibuk dengan urusannya sendiri, yang hanya mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Seharusnya pemerintahan kita ini dapat mengikuti pemerintahan pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Abdul Aziz yang rela kehilangannya seluruh hartanya untuk kepentingan rakyatnya bukan untuk menimbun kekayaannya untuk dirinya sendiri (korupsi).
Pesan terakhir dari Umar bin Abdul Aziz. Beliau menulis surat kepada salah seorang gebenurnya, “ Jika kamu mampu berbuat zalim kepada seseorang, maka ingatlah akan kemampuan Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Melihat dan Maha Tinggi kepada dirimu”.








DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Sayyid Al-Ahli, 2009 “ Umar bin Abdul Aziz Khalifah Zuhud yang  Memenuhi Dunia dengan Keadilan ”. Samara Publishing. Jakarta.
Muhammad Sa’id Mursi, 2007 “ Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah “ Pustaka Al-Kausar. Jakarta.
            K.H.Firdaus A.N, 1996 “ Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz “. Pedoman        Ilmu Jaya. Jakarta.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar