Minggu, 14 Februari 2016

PENETAPAN TEKSTUR TANAH



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengetahuan tentang tanah sama tuanya dengan umat manusia. Lebih dari pada 100 tahun yang lalu, Dokuchayev, seorang pakar tanah bangsa Rusia, memulai pengajian tanah secara sistematik. Dia menemukan agihan geografi tanah yang berhubungan dengan mintakat-mintakat iklim dan menjadi perintis ilmu tanah. Kemajuan penting telah berlangsung setelah ilmu kimia berkembang dan diterapkan pada tanah dan pertumbuhan tanaman.
Setelah 1945 terjadi kelandungan dalam perkembangan penelitian daerah tropika, yang disebabkan karena banyak negara berada dalam masa peralihan ke kemerdekaan, akan tetapi kemuadian pengajian tanah mendapat dorongan, teristimewa dari Internasional Soil Science Society (ISSS) dan dari Food and Agricultural Organization (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. FAO bersama-sama dengan UNESCO telah menyusun suatu ‘Peta Tanah Dunia’ bersekala 1: 5.000.000, yang telah melibatkan banyak pakar tanah.
Tanah terutama dipergunakan untuk produksi pertanian dalam pengadaan bahan makan, sandang dan kayu bagi penduduk dunia. Oleh karena ada banyak macam tanah dan banyak perbedaan penting dalam hal keadaan tanah di tiap-tiap wilayah, para pakar agronomi mempunyai perhatian tentang pengatahuan tanah untuk dapat membantu para petani menyelesaikan persoalan pertanaman mereka. Tambahan pula, ahli-ahli dalam reklamasi lahan, pakar biologi, pakar geografi tumbuh-tumbuhan, pakar geomorfologi, pakar geografi dan semua yng berminat dal hal ilmu-ilmu kebumian (earth sciences), juga mengaji tanah.
B.     Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kelas tekstur tanah suatu jenis tanah yaitu pembagian berapa besar sebaran fraksi/butir tanah yang berbeda-beda ke dalam presentase tertentu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran distribusi ukursn partikel dan kelas tekstur dilakukan dengan penyaringan dan analisis sedimentasi(penggunaan pemusing untuk membedakan fraksi lempung). Penentuan ini dilaksanakan pada bahan bebas karbonat. Tekstur tanah dapat diamati dilapangan dengan cara perabaan. Istilah tekstur pada prinsipnya adalah distribusi ukuran partikel. Distribusi ukuran partikel dan kelas tekstur mempunyai kolerasi dengan air, udara, unsur hara, mintakat perakaran, kemudahan diolah dan yang terpenting masalah kesuburan sifat umaun tanah sangat ditentukan oleh tekstur (Sutanto, 2000).
Banyaknya setiap bagian tanah menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada tempat yang lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya. Maka dalam hal ini akan mudah dilihat pada segitiga tekstur. Segitiga ini tidak menyebut-nyebut kandungan pasir dan bahan organik walaupun kapur dan bahan organik ini sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah (Bambang,1992)
Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekerasan atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel tanah, yaitu pasir, debu/endapan berlumpur, dan lempung/liat. Pembagian ini berdasarkan ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut. Pasir memiliki ukuran partikel paling besar sedangkan lempung memiliki ukuran pertikel paling kecil. Tekstur tanah sangat mementukan kualitas tanah, terutama dalam hal kemampuannya menahan air (Mutiara,2006).
Tekstur adalah besar kecilnya ukuran partikel (fraksi) yang terkandung dalam massa tanah sehingga menggambarkan tingkat kekerasan butirannya. Tekstur tanah ditentukan oleh perbandingan diantara partikel kerikil, pasir, debu, dan liat. Jenis-jenis tanah yang banyak mengandung kerikil dan pasir tentunya memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan tanah yang lebih  banyak mengandung debu dan liat (Utoyo, 1999).
Sifat fisik tanah antara lain adalah tekstur tanah. Tekstur tanah menyatakan kasar halusnya tanah atau menunjukkan perbandingan fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir. Cara penetapan tekstur tanah ada dua, yaitu cara kualitatif (di lapangan) dan cara kuantitatif (di laboratorium). Cara kualitatif bersifat sederhanan, yaitu segumpal tanah sebesar kalengan diremas diantara ibu jari dan jari lainnya dalam keadaan basah apabila terasa kasar dan tidak dapat dibentuk , berarti fraksi pasir yang dominan sehingga disebut tanah bertekstur pasir. Apabila terasa halus dan licin seperti sabun atau bubuk (talk) serta dapat dibentuk, tetapi mudah pecah dapat dikatakan sebagai tanah bertekstur debu (Yani dan Ruhimat, 2007).















BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Tabel. Hasil Penetapan Tekstur Tanah Di Laboratorium
Tekstur Tanah
Presentase (%)
Pasir
Debu
Liat
Lempung Berliat
44
28
28

Dari uji laboratorium yang dilakukan untuk melihat tekstur tanah pada sampel tanah yang di uji dapat dihasilkan perhitungan  tekstur tanah sebagai berikut:

Diketahui :
Tanah sampel                          = 10 gram
Berat cawan    A (Pasir)          = 2,78 gram
                        B (Debu Liat)  = 2,73 gram
                        C (Liat)           = 2,88 gram
Berat cawan dan pasir (A)      = 7,46 gram
Berat cawan dan debu liat (B)            = 2,85 gram
Berat cawan dan liat (C)         = 2,94 gram
Ditanya: Tekstur tanah ...?
Perhitungan :
a.       Pasir
= (berat cawan + tanah pasir) - berat cawan kosong
= 7,46 – 2,78  
X  = 4,68 gram
Pasir    = 4,68 x 10
= 46,8 (A)
b.      Debu Liat
= (berat cawan + debu liat) – berat cawan kosong
= 2,85 – 2,73
Y  = 0,12 gram
c.       Liat
= (berat cawan + tanah liat) – berat cawan kosong
= 2,94 – 2,88
Z   = 0,06 gram
Liat      =  0,06 x 500
            = 30 (C)
d.      Debu
= (debu liat (Y) – liat(Z))  x 500
= (0.12 – 0.06) x 500
=30 (B)
Total                = A+B+C
                        = 46,8 + 30 + 30
                        = 106,8 (W)
§  % Pasir = (A/W) x 100 % = (46,8/106,8) x100% = 44%


§  % Debu = (B/W) x 100% = (30/106,8) x 100% = 28 %
§  % Liat  = (C/W) x 100 % = (30/106,8) x 100 % = 28 %
Total Keseluruhan =    100 %
Masukkan nilai masing-masing persen fraksi ke dalam diagram segitiga tekstur tanah dibawah ini untuk mendapatkan tekstur tanah tersebut.
 
Dari hasil analisa dan perhitungan data maka didapat kelas tekstur hasil analisis tersebut adalah “LEMPUNG BERLIAT”
B.     Pembahasan
Tekstur tanah adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai kondisi suatu tanah berdasarkan tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan dilapangan maupun di laboratorium. Kategori utama dari tekstur tanah yaitu tanah berpasir, liat atau lempung dan debu, berdasarkan distribusi ukuran partikel tanah yang didapatkan dengan pengayakan. Kualitas tekstur tanah yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai penerapan, misal komoditas pertanian yang cocok untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan lingkungan.   
Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur lempung atau liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus atau debu mempunyai kemampuan menyimpan air dan unsur hara bagi tanaman.
Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dari tahapan perlakuan dimana untuk mendapatkan tekstur tanah.
Pertama dilakukan pengukuran berat tanah 10 gram kemudian tanah tersebut di bersihkan dari akar-akar tanaman yang tertinggal setelah itu diberikan 15 ml H2O2 10% untuk menghancurkan bahan organik yang ada dalam sampel tanah dan tambahkan 80 ml aquades kemudian didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya  di panaskan di atas pemanas sambil ditambah H2O2 30% sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai bahan organiknya habis. Setelah itu didinginkan kemudian ditambahkan 20 ml Na4P2O7. 10H2O dan dipindahkan kedalam botol kocok secara kuantitatif dengan aquades, diguncang selama 3 jam 40 menit.
Kedua dilakukan pemisahan fraksi pasir dari debu dan liat dengan menggunakan saringan. Fraksi debu dan liat di tampung dalam silinder 1000ml fraksi pasir ditampung dalam cawan aluminium. Selanjutnya tambahkan aquades kedalam silinder farksi debu dan liat sampai volume mencapai 1000 ml, tutup silinder dengan sumbat, lalu dikocok silinder tersebut selama 30 kali. Selanjutnya dilakukan pemipetan sebanyak 2 kali, pemipetan pertama ke dalaman 10 cm  dari silinder sebanyak 20 ml untuk mendapatkan fraksi debu. Selanjutnya pemipetan kedua dilakukan setelah 2 jam pada ke dalaman 5 cm sebanyak 20 ml untuk mendapatkan fraksi liat. Disetiap kali pemipetan dituangkan ke dalam cawan aluminium yang telah diketahui baratnya dan selanjutnya cawan-cawan tersebut dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam lalu didinginkan dan di timbang.
Berdasarkan perhitungan hasil pengamatan didapatlah presentase pasir, debu dan liat. Dimana presentase pasir sebesar 44%, presentase debu 28%, dan presentase liat 28%. Sehingga menghasilkan kelas tekstur hasil analisi adalah LEMPUNG BERLIAT.


DAFTAR PUSTAKA
Sutanto.2000. dasar-dasar ilmu tanah. Kanisius. Yogyakarta
Bambang .1992. dasar-dasar bercocok tanam.kanisius.yogyakarta
Mutiara.dkk.2006.Ilmu pengetahuan alam. Erlangga. Jakarta
Utoyo. 1999. Geografi membuka cakrawala. Grafindo. Jakarta
Yani dan ruhimat. 2007. Geografi menyingkap fenomena geosfer


Tidak ada komentar:

Posting Komentar