BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengetahuan
tentang tanah sama tuanya dengan umat manusia. Lebih dari pada 100 tahun yang
lalu, Dokuchayev, seorang pakar tanah bangsa Rusia, memulai pengajian tanah
secara sistematik. Dia menemukan agihan geografi tanah yang berhubungan dengan
mintakat-mintakat iklim dan menjadi perintis ilmu tanah. Kemajuan penting telah
berlangsung setelah ilmu kimia berkembang dan diterapkan pada tanah dan
pertumbuhan tanaman.
Setelah
1945 terjadi kelandungan dalam perkembangan penelitian daerah tropika, yang
disebabkan karena banyak negara berada dalam masa peralihan ke kemerdekaan,
akan tetapi kemuadian pengajian tanah mendapat dorongan, teristimewa dari
Internasional Soil Science Society (ISSS) dan dari Food and Agricultural Organization
(FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. FAO bersama-sama dengan UNESCO telah menyusun
suatu ‘Peta Tanah Dunia’ bersekala 1: 5.000.000, yang telah melibatkan banyak
pakar tanah.
Tanah
terutama dipergunakan untuk produksi pertanian dalam pengadaan bahan makan,
sandang dan kayu bagi penduduk dunia. Oleh karena ada banyak macam tanah dan
banyak perbedaan penting dalam hal keadaan tanah di tiap-tiap wilayah, para
pakar agronomi mempunyai perhatian tentang pengatahuan tanah untuk dapat
membantu para petani menyelesaikan persoalan pertanaman mereka. Tambahan pula,
ahli-ahli dalam reklamasi lahan, pakar biologi, pakar geografi tumbuh-tumbuhan,
pakar geomorfologi, pakar geografi dan semua yng berminat dal hal ilmu-ilmu
kebumian (earth sciences), juga mengaji tanah.
B.
Tujuan
Praktikum
Untuk
mengetahui kelas tekstur tanah suatu jenis tanah yaitu pembagian berapa besar
sebaran fraksi/butir tanah yang berbeda-beda ke dalam presentase tertentu
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengukuran distribusi
ukursn partikel dan kelas tekstur dilakukan dengan penyaringan dan analisis
sedimentasi(penggunaan pemusing untuk membedakan fraksi lempung). Penentuan ini
dilaksanakan pada bahan bebas karbonat. Tekstur tanah dapat diamati dilapangan
dengan cara perabaan. Istilah tekstur pada prinsipnya adalah distribusi ukuran
partikel. Distribusi ukuran partikel dan kelas tekstur mempunyai kolerasi
dengan air, udara, unsur hara, mintakat perakaran, kemudahan diolah dan yang
terpenting masalah kesuburan sifat umaun tanah sangat ditentukan oleh tekstur (Sutanto,
2000).
Banyaknya setiap bagian
tanah menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran
tanah. Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan
penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada tempat yang lain, kandungan
pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya. Maka dalam hal ini akan mudah
dilihat pada segitiga tekstur. Segitiga ini tidak menyebut-nyebut kandungan
pasir dan bahan organik walaupun kapur dan bahan organik ini sangat ikut
menentukan sifat-sifat tanah (Bambang,1992)
Tekstur tanah merupakan
gambaran tingkat kekerasan atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.
Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel tanah, yaitu pasir,
debu/endapan berlumpur, dan lempung/liat. Pembagian ini berdasarkan ukuran
partikel ketiga jenis tanah tersebut. Pasir memiliki ukuran partikel paling
besar sedangkan lempung memiliki ukuran pertikel paling kecil. Tekstur tanah
sangat mementukan kualitas tanah, terutama dalam hal kemampuannya menahan air (Mutiara,2006).
Tekstur adalah besar
kecilnya ukuran partikel (fraksi) yang terkandung dalam massa tanah sehingga
menggambarkan tingkat kekerasan butirannya. Tekstur tanah ditentukan oleh
perbandingan diantara partikel kerikil, pasir, debu, dan liat. Jenis-jenis
tanah yang banyak mengandung kerikil dan pasir tentunya memiliki tekstur yang
lebih kasar dibandingkan tanah yang lebih
banyak mengandung debu dan liat (Utoyo, 1999).
Sifat fisik tanah antara
lain adalah tekstur tanah. Tekstur tanah menyatakan kasar halusnya tanah atau
menunjukkan perbandingan fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir. Cara penetapan
tekstur tanah ada dua, yaitu cara kualitatif (di lapangan) dan cara kuantitatif
(di laboratorium). Cara kualitatif bersifat sederhanan, yaitu segumpal tanah
sebesar kalengan diremas diantara ibu jari dan jari lainnya dalam keadaan basah
apabila terasa kasar dan tidak dapat dibentuk , berarti fraksi pasir yang
dominan sehingga disebut tanah bertekstur pasir. Apabila terasa halus dan licin
seperti sabun atau bubuk (talk) serta dapat dibentuk, tetapi mudah pecah dapat
dikatakan sebagai tanah bertekstur debu (Yani dan Ruhimat, 2007).
BAB
III
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Tabel. Hasil Penetapan Tekstur
Tanah Di Laboratorium
Tekstur Tanah
|
Presentase (%)
|
||
Pasir
|
Debu
|
Liat
|
|
Lempung Berliat
|
44
|
28
|
28
|
Dari
uji laboratorium yang dilakukan untuk melihat tekstur tanah pada sampel tanah
yang di uji dapat dihasilkan perhitungan tekstur tanah sebagai berikut:
Diketahui
:
Tanah
sampel = 10 gram
Berat
cawan A (Pasir) = 2,78 gram
B (Debu Liat) = 2,73 gram
C (Liat) = 2,88 gram
Berat
cawan dan pasir (A) = 7,46 gram
Berat
cawan dan debu liat (B) = 2,85
gram
Berat
cawan dan liat (C) = 2,94 gram
Ditanya:
Tekstur tanah ...?
Perhitungan :
a.
Pasir
= (berat cawan + tanah
pasir) - berat cawan kosong
= 7,46 – 2,78
X
= 4,68 gram
Pasir = 4,68 x 10
= 46,8 (A)
b. Debu
Liat
= (berat cawan + debu
liat) – berat cawan kosong
= 2,85 – 2,73
Y = 0,12 gram
c. Liat
= (berat cawan + tanah
liat) – berat cawan kosong
= 2,94 – 2,88
Z = 0,06 gram
Liat = 0,06 x 500
= 30 (C)
d.
Debu
= (debu liat (Y) –
liat(Z)) x 500
= (0.12 – 0.06) x 500
=30 (B)
Total = A+B+C
=
46,8 + 30 + 30
=
106,8 (W)
§ %
Pasir = (A/W) x 100 % = (46,8/106,8) x100% = 44%
§ %
Debu = (B/W) x 100% = (30/106,8) x 100% = 28 %
§ %
Liat = (C/W) x 100 % = (30/106,8) x 100 % = 28 %
Total Keseluruhan = 100 %
Masukkan nilai masing-masing persen
fraksi ke dalam diagram segitiga tekstur tanah dibawah ini untuk mendapatkan
tekstur tanah tersebut.
Dari hasil analisa dan
perhitungan data maka didapat kelas tekstur hasil analisis tersebut adalah “LEMPUNG BERLIAT”
B.
Pembahasan
Tekstur
tanah adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai kondisi suatu tanah
berdasarkan tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan
dilapangan maupun di laboratorium. Kategori utama dari tekstur tanah yaitu
tanah berpasir, liat atau lempung dan debu, berdasarkan distribusi ukuran
partikel tanah yang didapatkan dengan pengayakan. Kualitas tekstur tanah yang
didapatkan bisa digunakan untuk berbagai penerapan, misal komoditas pertanian
yang cocok untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan lingkungan.
Tekstur
tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia
tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil
sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur
lempung atau liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih
aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur kasar. Tanah-tanah yang
bertekstur halus atau debu mempunyai kemampuan menyimpan air dan unsur hara
bagi tanaman.
Berdasarkan
hasil pengamatan di laboratorium dari tahapan perlakuan dimana untuk
mendapatkan tekstur tanah.
Pertama
dilakukan pengukuran berat tanah 10 gram kemudian tanah tersebut di bersihkan
dari akar-akar tanaman yang tertinggal setelah itu diberikan 15 ml H2O2
10% untuk menghancurkan bahan organik yang ada dalam sampel tanah dan
tambahkan 80 ml aquades kemudian didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya di panaskan di atas pemanas sambil ditambah H2O2
30% sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai bahan organiknya habis. Setelah
itu didinginkan kemudian ditambahkan 20 ml Na4P2O7.
10H2O dan dipindahkan kedalam botol kocok secara kuantitatif dengan
aquades, diguncang selama 3 jam 40 menit.
Kedua
dilakukan pemisahan fraksi pasir dari debu dan liat dengan menggunakan
saringan. Fraksi debu dan liat di tampung dalam silinder 1000ml fraksi pasir ditampung
dalam cawan aluminium. Selanjutnya tambahkan aquades kedalam silinder farksi
debu dan liat sampai volume mencapai 1000 ml, tutup silinder dengan sumbat,
lalu dikocok silinder tersebut selama 30 kali. Selanjutnya dilakukan pemipetan
sebanyak 2 kali, pemipetan pertama ke dalaman 10 cm dari silinder sebanyak 20 ml untuk
mendapatkan fraksi debu. Selanjutnya pemipetan kedua dilakukan setelah 2 jam
pada ke dalaman 5 cm sebanyak 20 ml untuk mendapatkan fraksi liat. Disetiap
kali pemipetan dituangkan ke dalam cawan aluminium yang telah diketahui
baratnya dan selanjutnya cawan-cawan tersebut dimasukkan ke dalam oven selama
24 jam lalu didinginkan dan di timbang.
Berdasarkan
perhitungan hasil pengamatan didapatlah presentase pasir, debu dan liat. Dimana
presentase pasir sebesar 44%, presentase debu 28%, dan presentase liat 28%.
Sehingga menghasilkan kelas tekstur hasil analisi adalah LEMPUNG BERLIAT.
DAFTAR PUSTAKA
Sutanto.2000.
dasar-dasar ilmu tanah. Kanisius. Yogyakarta
Bambang
.1992. dasar-dasar bercocok tanam.kanisius.yogyakarta
Mutiara.dkk.2006.Ilmu
pengetahuan alam. Erlangga. Jakarta
Utoyo.
1999. Geografi membuka cakrawala. Grafindo. Jakarta
Yani
dan ruhimat. 2007. Geografi menyingkap fenomena geosfer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar