Laporan Praktikum Elektronika
RANGKAIAN JEMBATAN WHEAT-STONE
Nama :Via Azelia
NIM :
1305106010043
Kelas :
Jum’at 16.15 WIB
Asisten : Mahfuddin
LABORATORIUM
ELEKTRONIKA
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
BANDA ACEH
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa dalam sebuah rangkaian
diperlukan pengukuran untuk mengukur tegangan, hambatan dalam sebuah rangkaian
tersebut, jadi pada tahun 1833 ditemukanlah sebuah alat ukur yang diberi nama
Jembatan Wheatstone oleh Samuel Hunter Christie dan kemudian diperlukan oleh
Sri Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik
dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup
komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.
Rangkaian jembatan secara luas telah digunakan
dalam beberapa pengukuran nilai suatu komponen seperti: rasistansi, induktansi,
dan kapasitansi serta parameter-parameter rangkaian lainnya yang diperoleh
langsung dari nilai komponnya seperti frekuensi, sudut fasa, dan temperatur. Karena
rangkaian jembatan hanya membandingkan antara nilai komponen yang belum
diketahui dengan komponen standar yang telah diketahui nilainya, maka akurasi
pengukurannya menjadi hal yang sangat penting, terutama pada pembacaan
pengukuran perebandingannya yang hanya didasarkan pada sebuah
indikator NOL pada kesetimbangan jembatan.
Pada kehidupan kita sehari-hari tidak
pernah lepas dihadapkan dengan namanya arus listrik. Arus listrik searah adalah
arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif saja (tidak berubah
dari nilai negatif ke positif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal
dengan singkatan DC ( Direct Current). Sesuia dengan namanya, listrik arus
searah ini mengalir ke satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari
kutup positif (+) ke kutup negatif (-). Penerapan listrik searah dapat dilihat
dalam rangkaian seri, rangkain pararel, dan juga pada jembatan wheatstone.
Listrik adalah salah satu bentuk
energi yang banyak digunakan oleh manusia. Bentuk energi listrik mudah diubah
ke bentuk lain seperti energi bunyi, energi panas, energi cahaya, dan energi
gerak. Sarana untuk mengalirkan listrik adalah kawat logam. Namun, listrik
tidak mengalir begitu saja dalam kawat logam karena
ada hambatan yang
menghalanginya. Besarnya hambatan bergantung pada jenis logam dari kawat
tersebut.
B.
Tujuan Praktikum
Mahasiswa memahami prinsip rangkaian
jembatan WheatStone dan dapat mengaplikasikannya sebagai bagian dari suatu
instrumen.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Jembatan Wheatstone merupakan
suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak
diketahui harganya (besarnya). Kegunaan dari jembatan Wheatstone adalah untuk
mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer
sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat
dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerja dari jembatan Wheatstone adalah
sirkuit listrik empat tahanan dan sumber tegangan yang dhubungkan melalui dua
titik diagonal dan pada kedua titik diagonal yang lain dimana galvanometer di
tempat seperti yang diperlihatkan pada jembatan Wheatstone (Pratama, 2009).
Jembatan Wheatstone digunakan untuk
melakukan pengukuran hambatan yang tepat. Hambatan tidak diketahui yang akan
diukur, Rx diletakkan pada rangkain jembatan, dan resistor variabel
R3 diatur sehingga galvonometer tidak menyimpang ketika skalar
ditutup. Untuk susunan nini tidak ada arus yang mengalir dari B ke D, sehingga
Bdan D berada pada potensial yang sama. Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan
untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu
tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari
kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya (Giancoli,2001).
Rangkaian jembatan Wheatstone adalah Rx
hambatan yang besarnya dapat diubah-ubah R1 adalah hambatan yang
akan diukur besarnya. Jika skalar S
dihubungkan jarum galvonometer G akan
menyimpang kekiri atau ke kanan dari kedudukan setimbangnya. Dengan
mengubah-ubah nilai Rx, rangkain dapat dibuat setimbang sehingga
jarum galvonometer G menunjukkan
angka nol (arus yang mengalir pada galvonometer G sama dengan nol). Pada keadaan tersebut R1 dan Rx
sama yaitu I1. Begitupun
arus yang melalui R2 dan R3 sama yaitu I2 (Kamajaya,2007).
Jembatan Wheatstone merupakan salah
satu model rangkaian hambatan listrik. Rangkaian tersebut jadi menarik karena
memiliki sifat yang khusus. Sifat itu telah dijelaskan oleh Wheatstone sehingga
dinamakan jembatan Wheatstone. Apabila arus listrik yang melalui rangkain
diubah-ubah atau beda potensial
diubah-ubah maka
padasaat beda potensial di titik C sama dengan beda potensial di titik D (VCD
= 0) akan memenuhi sifat perkalian silang hambatan-hambatannya bernilai
sama, yaitu R1.R3 = R2. R4
(Damari,2006).
III.
METODOLOGI PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu
Adapun praktikum kali ini dilaksanankan
pada Laboratorium Elektronika Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Syiah Kuala. Pada tanggal 27 November 2015, pukul 16.15 WIB.
B. Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang
dipraktikumkan kali ini adalah Resistor, Potensiometer, Catu Daya, Projec Board
dan Multimeter.
C. Tahapan Pelaksana
Adapun tahapan pelaksana dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Susun rangkaian seperti pada gambar (4). Setelah
rangkaian yang anda susun di setujui assisten, hubungkan catu daya ke jaringan
PLN.
2. Tempatkan kotak geser di tengah-tengah kawat hambatan.
3. ON kan posisi saklar catu daya.
4. Geser kotak gesernya sehingga arus yang melalui
Galvanometer menjadi Nol.
5.
Catat harga L1 dan L2
(sertakan ketidakpastiannya).
6.
Ulangi langkah nomor 3-5 untuk harga Rx yang lain.
7.
Ulangi langkah nomor 1-5 untuk Rx yang
di hubungkan seri (gunakan hambatan di atas ).
8.
Ulangi langkah nomor 1-5 untuk hambatan
Rx yang di hubungkan paralel ( gunakan hambatan di atas).
B.Pembahasan
Jembatan
Wheatstone pertama kali dibuat oleh Charles Wheatstone. Fungsi jembatan
wheatstone adalah untuk menghitung besar suatu hambatan yang tidak diketahui
besar hambatannya (pada waktu itu Ohmmeter belum ditemukan dan memang Ohmmeter
hingga saat ini masih menggunakan prinsipkerja jembatan Wheatstone).Pada saat
ini jembatan wheatstone lebih sering digunakan sebagai alat bantu untuk
pengukuran (instrumentasi), karena rangkaian ini sangat sensitif dan akurat. Beberapa
alat ukur yang mengunakan prinsip jembatan wheatstone : Ohmmeter, voltmeter,
amperemeter, termometer elektronik, staingauge dan lain sebagainya. Hampir
semua alat ukur menggunakan prinsip ini. Salah satu kelebihan jembatan
wheatstone adalah dapat digunakan untuk mengukur perubahan yang sangat kecil
pada hambatan.
Prinsip kerja jembatan Wheatstone yaitu
adalah sebagai berikut: Hubungan antara resivitasi dan hambatan, yang berarti
setiap penghantar memiliki besar hambatan tertentu, dan juga menetukan hambatan
sebagai fungsi dan perubahan suhu. Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan
antara hambatan, tegangan dan arus listrik, yang mana besar arus yang mengalir
pada galvonomater diakibatkan oleh adanya suatu hambatan. Hukum Kirchoff 1 dan
2, yang mana sesuai hukum ini menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang
karena besar arus pada ke-2 ujung galvonometer sama besar sehingga saling
meniadaka.
Aplikasi jembatan Wheatsteone salah
satunya adalah dalam percobaan pengukuran regangan pada benda uji berupa beton
atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang
terdiri dari rangkain listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan
perubahan hambatan penghamtar di dalam strain gauge. Strain gauge ini
direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama
deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik
atau ditekan, maka terjadi perubaan dimensi dari material tersebut sesuai
dengan sifat-sifat elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan
menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat persaman R= ρ. L/A. Perubahan
hambatan ini sedemikian kecilnya sehingga untuk menghasilkan hasil eksaknya
harus dimasukkan ke dalam rangkaian
jembatan
Wheatstone. Rangkaian listrik dan jembatan Wheatstonenya susah ada dalam strain
gauge.
V.PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan
adalah sebagai berikut:
1.
Jembatan Wheatstone
pertama kali dibuat oleh Charles Wheatstone
2.
Fungsi jembatan
wheatstone adalah untuk menghitung besar suatu hambatan yang tidak diketahui
besar hambatannya (pada waktu itu Ohmmeter belum ditemukan dan memang Ohmmeter
hingga saat ini masih menggunakan prinsipkerja jembatan Wheatstone)
3.
Kelebihan
jembatan wheatstone adalah dapat digunakan untuk mengukur perubahan yang sangat
kecil pada hambatan.
4.
Prinsip
kerja jembatan Wheatstone yaitu adalah sebagai berikut: Hubungan antara
resivitasi dan hambatan, Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara
hambatan, dan Hukum Kirchoff 1 dan 2.
5.
Aplikasi
jembatan Wheatsteone salah satunya adalah dalam percobaan pengukuran regangan
pada benda uji berupa beton atau baja.
B. Saran
Adapun saran dari saya asisten sudah baik dalam
menjelaskan untuk kedepannya semoga dapat lebih baik lagi. Semangat buat
asisten dan terima kasih J
DAFTAR PUSTAKA
Damari. 2006.
Panduan Lengkap Eksperimen Fisika SMA.Wahyu Media, Jakarta.
Giancoli.
2001. FISIKA. Erlangga, Jakarta.
Kamajaya.
2007. Cerdas Belajar Fisika Untuk Kelas X SMA. Grafindo, Bandung.
Pratama.
2009. Dasar-Dasar Rangkaian Elektronika. Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar